Laman

Thursday, April 16, 2009

Merancang modal usaha

1. Pentingnya Masalah Keuangan
Dalam setiap organisasi, khususnya organisasi usaha atau perusahaan terdapat berbagai fungsi atau bagian, antara lain fungsi personalia, fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi pengadaan, dan fungsi keuangan. Kesemua fungsi yang ada tersebut berjalan secara sinergis sebagai satu kesatuan gerak menuju ke arah atau tujuan yang sama. Oleh karena itu, bila salah satu dari fungsi tersebut tidak berjalan baik, maka akan berdampak kurang baik pada fungsi-fungsi lainnya. Dari sekian fungsi yang ada dalam sebuah perusahaan, sebagian orang beranggapan bahwa keuangan memegang peranan atau strategis dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. Hal ini memang ada benarnya, walaupun pada kenyataannya semua fungsi memiliki peranan yang tak kalah penting. Sebenarnya fungsi-fungsi yang lainnya pasti berhubungan dengan fungsi keuangan, hal ini karena fungsi apapun selalu membutuhkan dana untuk setiap kegiatannya.
Setiap organisasi usaha (perusahaan) menganggap bahwa masalah keuangan khususnya memegang peran sentral karena tanpa dana, perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Di sinilah peranan dana atau modal menjadi sangat penting, sehingga menuntut pimpinan perusahaan atau wirausaha untuk dapat mencari dana sesuai dengan yang dibutuhkan dari berbagai alternatif sumber, serta dapat mengalokasikannya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, setiap pimpinan perusahaan atau seorang Wirausaha harus dapat mengelola keuangan sedemikian rupa, sehingga tidak harus menempatkan masalah keuangan sebagai fokus dari semua permasalahan. Karena seorang wirausaha mempunyai banyak cara untuk mengatasi kesulitan, termasuk masalah keuangan, Di sinilah peranan manajemen keuangan, yaitu bagaimana perusahaan mencari atau mendapatkan dana yang dibutuhkan usahanya, serta bagaimana cara mengalokasikan atau menggunakan dana secara efektif dan efisien.
Tak dapat dimungkiri bahwa setiap usaha atau perusahaan membutuhkan dana atau biaya untuk dapat beroperasi. Hal ini sebenarnya menjadi persoalan yang dihadapi hampir semua pengusaha, untuk mendapatkan uang dibutuhkan pengeluaran sejumlah uang sebagai modal awal. Pengeluaran tersebut seperti untuk membeli bahan baku dan penolong, alat-alat dan fasilitas produksi serta pengeluaran operasional lainnya. Dari barang-barang yang dibeli tersebut, perusahaan dapat menghasilkan sejumlah output yang kemudian dapat dijualnya untuk mendapat sejumlah uang kembali sebagai keuntungan. Bagian keuntungan ini sebagian dipergunakan untuk memperbesar modal agar menghasilkan uang sebagai keuntungan dalam jumlah yang lebih besar lagi, dan seterusnya begitu sampai pengusaha mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan atau target. Dari ini, dapat disimpulkan bahwa tidak satu usaha pun yang tidak memiliki modal atau uang sedikitpun, tetapi tidak ada pula perusahaan yang langsung berhasil mendapatkan keuntungan dalam jumlah besar. Semuanya berproses dan bertahap yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam

Uang merupakan salah satu bentuk modal, dan perlu dimanage dengan
Oleh karena itu, setiap pengusaha sebelum menjalankan suatu usaha maka perlu terlebih dahulu menjawab berbagai pertanyaan berikut.
1. Dari mana dana diperoleh atau sumber dana yang manakah yang digunakan untuk membiayai jalannya usaha atau perusahaan?
2. Berapa besar kebutuhan dana dan bagaimana pengalokasian dana?
3. Apakah dana yang dialokasikan untuk suatu investasi akan menguntungkan atau tidak?
4. Seberapa besar uang kas harus tesedia untuk menjamin kontinuitas usaha atau perusahaan?
5. Berapa banyak uang yang akan ditanamkan dalam bentuk kredit atau pinjaman ke pelanggan?
6. Berapa tingkat persediaan optimal yang harus dipertahankan?
Keenam pertanyaan di atas semuanya berkaitan dengan masalah dana . Oleh karenanya, pengetahuan mengenai cara mengelola keuangan sangat dibutuhkan oleh seorang pengusaha atau manajer keuangan.

2. Fungsi Keuangan dan Permodalan
Telah dijelaskan bahwa keuangan merupakan bagian penting uantk membiayai aktivitas usaha atau perusahaan. Dalam masalah ini, manajer keuangan atau pengusaha dihadapkan pada persoalan utama dalam masalah keuangan, yaitu sebagai berikut .
a. Bagaimana mendapatkan modal atau dengan cara yang mudah dan murah?
Masalah ini disebut dengan istilah perencanaan keuangan.
b. Bagaimana mengalokasikan atau menggunakan dana atau uang yang ada yang akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan? Masalah ini disebut dengan istilah investasi.
Untuk dapat menjawab secara pasti dua permasalahan di atas manajer keuangan atau seorang wirausaha melakukan aktivitas pokok keuangan , yang terdiri atas: 1) perencanaan keuangan; 2) investasi (penggunaan dana) dan 3) pembiayaan.

3. Perencanaan keuangan
Rencana keuangan adalah panduan atau pedoman yang disusun perusahaan untuk mencapai tujuan dan membantu peningkatan nilai perusahaan. Untuk itu biasanya perusahaan melakukannya dengan cara memperkirakan jumlah dan penetapan waktu investasi dan pembiayaan yang diperlukan. Dalam membuat rencana keuangan, seorang pengusaha atau wirausaha harus memiliki sikap positif sehingga dalam aktivitasnya merencanakan keuangan mengikuti sepuluh langka berikut
a) menetapkan tujuan perencanaan keuangan perusahaan secara tepat
b) menggunakan perencanaan keuangan sebagai motivator dan berusaha mengkomunikasikannya dengan pihak terkait;
c) memastikan bahwa proses perencanaan diikuti pula oleh pengendalian dan selalu menginformasikannya pihak terkait;
d) mengevaluasi strategi-strategi keuangan alternatif;
e) mengumpulkan dan menetapkan target efisiensi baik jangka pendek maupun jangka panjang;
f) mengembangkan sebuah perencanaan dengan membandingkannya terhadap prestasi standar yang sudah ditetapkan;
g) memeriksa kebenaran perencanaan keuangan secara menyeluruh;
h) meninjau kembali perencanaan keuangan serta merevisinya sehingga lahir kombinasi strategi yang tepat.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan rencana keuangan ini, yaitu.
1) Produk yang ada dan yang disusun untuk diproduksi.
Hal ini untuk mengetahui berapa jumlah dana yang diperlukan. Jika produk yang akan dihasilkan merupakan produk yang sudah ada atau sudah berjalan maka tidak memerlukan tambahan modal yang begitu besar. Sedangkan bila akan dihasilkan pula produk-produk tambahan atau baru, maka akan membutuhkan tambahan modal yang cukup besar.
2) Sumber daya manusia yang dimiliki dan yang akan direkrut.
Hal ini untuk memperhitungkan apakah rencana produk yang akan dihasilkan didukung oleh sumber daya yang cukup atau tidak, apakah perlu sumber daya tambahan khususnya sumber daya yang memiliki keterampilan khusus.
3) Pembiayaan yang diperlukan untuk memproduksi dan kegiatan penjualan. Jika rencana mengenai produk yang akan dihasilkan dan sumber daya yang dimiliki semuanya telah siap, maka akan dapat diperhitungkan berapa dana yang dibutuhkan sehingga dapat dicari alternatif sumber pembiayaannya.
Jika perencanaan keuangan telah dilakukan dengan baik maka masalah keuangan perusahaan akan dapat dikelola dengan baik pula. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perencanaan keuangan, yaitu.
(a) Meningkatkan investasi dalam usaha;
(b) Perubahan imbalan untuk para wirausaha;
(c) Meningkatkan kemampuan laba dalam usaha;
(d) Dapat memberikan harapan terhadap pertumbuhan usaha;
(e) Meningkatkan efisiensi usaha.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah perencanaan keuangan benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana di atas, lakukan evaluasi dan analisislah rencana keuangan tersebut. Dalam evaluasi yang dilakukan, diharapkan diperoleh jawaban atas.
a) Adakah faktor penghambat dalam merealisasikan rencana keuangan yang disusun?
b) Apakah hambatan-hambatan tersebut berasal dari intern atau ekstern perusahaan dan apakah hambatannya bersifat finansial atau nonfinansial?
c) Apakah investasi yang dilakukan memberi manfaat dan keuntungan?
d) Apakah pelanggan puas dengan investasi yang dilakukan perusahaan?
e) Apakah ada keinginan dari pengelola atau manajemen perusahaan untuk lebih mengembangkan investasi yang sudah dilakukan?
Bila jawaban telah didapat dari pertanyaan-pertanyaan di atas maka rencana keuangan akan dapat disusun dengan lebih baik lagi.

4. Investasi (penggunaan uang)
Masalah investasi menyangkut masalah pengalokasikan dana untuk berbagai kebutuhan, baik kebutuhan operasional maupun untuk program atau proyek tertentu yang diharapkan memberi manfaat dan laba bagi perusahaan. Seorang manajer keuangan atau seorang wirausaha harus dapat mengalokasikan dananya secara tepat; memenuhi unsur-unsur prinsip usaha yaitu efektif, efisien dan produktif, agar perusahaan memperoleh keuntungan.
Berbicara tentang pengalokasian dana, sebenarnya berbicara tentang dua kepentingan yang sering sekali tidak sejalan (trade off). Kepentingan pertama adalah keinginan perusahaan untuk menahan atau memiliki uang kas yang besar yang tujuannya untuk menjaga likuiditas finansial. Kepentingan kedua adalah kebutuhan untuk melakukan investasi pada proyek jangka panjang yang memiliki peluang untuk memberikan laba bagi perusahaan. Artinya, perusahaan memiliki dua kepentingan, apakah perusahaan akan lebih mementingkan likuiditas finansial (artinya memiliki uang kas yang selalu tersedia untuk kepentingan jangka pendek) atau apakah semua dana yang ada diinvestasikan pada usaha yang ada (misalnya menambah modal untuk produksi atau pengadaan bahan baku dan mesin-mesin)? Kepentingan pertama memberikan dampak pada finansial perusahaan. Dari kepentingan pertama ini, perusahaan selalu dalam keadaan mampu membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek (membeli bahan baku, membayar gaji karyawan atau membayar cicilan utang), tetapi ada yang menganggur atau tidak produktif.
Sebaliknya, kepentingan kedua berdampak pada kondisi finansial dengan kondisi perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek, tetapi perusahaan memiliki peluang untuk mendapat laba yang besar dari sejumlah dana yang diinvestasikan atau ditanamkan pada
Perhitungan waktu secara tepat akan mendatangkan keuntungan

Dilihat dari waktu penggunaan, ada dua bentuk pengeluaran atau alokasi dan, yaitu.
1) Pengeluaran jangka pendek
Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran yang digunakan untuk mendukung produksi dan aktivitas penjualan saat ini, disebut juga dengan “biaya operasi”. Pengendalian pengeluaran uang yang bersifat jangka pendek ini dimaksudkan agar perusahaan memiliki kas yang cukup untuk biaya operasionalnya, seperti untuk membeli bahan baku atau penolong, membayar gaji karyawan, membayar berbagai rekening serta untuk keperluan-keperluan jangka pendek lainnya.
2) Pengeluaran jangka panjang
Perusahaan juga mengeluarkan dana untuk keperluan investasi jangka panjang, atau yang dinamakan dengan investasi atas aktiva tetap, seperti membeli tanah, gedung, mesin-mesin dan alat produksi lainnya.
Manajer keuangan atau seorang wirausaha harus memperhatikan sifat pengeluaran investasi berikut agar investasi dalam aktiva tetap ini mendatangkan keuntungan, yaitu:

(a) Investasi aktiva tetap berjangka waktu panjang
(b) Investasi aktiva tetap membutuhkan dana dalam jumlah besar
Mengingat kedua sifat di atas, pengeluaran jangka panjang ini memiliki risiko tinggi. Dengan demikian, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, diperlukan perhitungan manfaat (benefit) yang akan diterima dari investasi tersebut. Tiga tahap yang dapat dilakukan agar rencana pengeluaran tersebut memberikan manfaat (benefit) dan keuntungan (profit).
a) Tahap pengembangan proposal usul investasi, mungkin berupa usul investasi penggantian aktiva atau penambahan aktiva yang dimaksudkan untuk perluasan kapasitas produksi atau diversifikasi produk.
b) Tahap menilai setiap proposal usul investasi. Hal utama dari tahap ini adalah menilai kelayakan finansial dari setiap proposal, yaitu dengan cara membandingkan cash-flow, baik aliran kas masuk (cash inflow) maupun aliran kas keluar (cash outflow) dengan tujuan untuk mengukur dampak finansial dari usul investasi tersebut.
c) Tahap memutuskan diterima atau ditolak usul investasi.
Setiap perusahaan belum tentu memiliki dana yang cukup untuk membiayai semua usul investasi. Oleh karena itu, tidak semua usul investasi dapat diterima untuk dilaksanakan. Untuk memutuskan hal ini, dilakukan: 1) Analisis kualitatif atau pertimbangan financial, dalam hal ini dipilih usul investasi yang pada tahap dua memenuhi kelayakan financial, yaitu usul investasi yang memberi dampak baik manfaat maupun keuntungan bagi perusahaan; 2) Analisis kualitatif atau pertimbangan nonfinansial, dalam hal ini maka akan dipilih usul investasi yang memiliki kesesuaian dengan rencana strategis perusahaan, yaitu yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
d) Tahap pelaksanaan proyek dari usul investasi yang diterima.
Pelaksanaan akan melibatkan semua fungsi yang ada pada perusahaan karena proyek tersebut sudah menjadi proyek perusahaan, sehingga menjadi tanggung jawab semua fungsi atau bagian untuk melaksanakan sebaik-baiknya agar dampak secara finansial (berupa laba atau peningkatan kesejahteraan) maupun nonfinansial (berupa nilai tambah perusahaan) dapat tercapai.

5. Mencari Alternatif Permodalan
Telah diuraikan pada awal materi kegiatan belajar 1, modal memegang peran penting dalam setiap usaha. Oleh karena itu sering kali orang menyangka bahwa sukses usaha hanya ditentukan oleh jumlah modal yang dimiliki. Sesungguhnya modal memang penting, tetapi perannya dalam suatu usaha tidak semata-mata dilihat dari jumlah modal, akan tetapi yang lebih utama adalah dari pengelolaan modal tersebut. Salah satu bentuk pengelolaan modal adalah dalam bentuk mencari alternatif yang tepat dari permodalan.
















Pietra Sarosa (2004) memberi kiat mencari alternatif permodalan ini adalah dengan memperhitungkan hal-hal berikut.
1) “Langkah awal mempersiapkan modal”, yang menurutnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan modal, yaitu:

a) Hitung kebutuhan modal
Untuk memulai suatu usaha maka harus diperhitungkan beberapa besarnya kebutuhan modal, baik modal kerja (biasanya modal awal beroperasi) maupun kebutuhan modal keseluruhan.
b) Siapkan modalnya.
Menyiapkan modal yang dibutuhkan tidaklah mudah, apalagi bila perusahaan atau wirausaha tidak mampu menyediakan modal sendiri yang besar yang dapat memenuhi semua kebutuhan modal. Alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan mencari sumber modal di luar modal sendiri. Pietra Sarosa (2004) memberi cara untuk menyiasati kebutuhan modal usaha sebagai berikut .
2) Cobalah untuk menekan kebutuhan modal Anda
3) Pandai-pandai dalam mengatur prioritas modal
4) Jagalah kepercayaan yang diberikan pihak lain kepada kita.
c) Siapkan dana cadangan untuk 6-12 bulan ke depan
Perusahaan yang baru biasanya tidak langsung memperoleh laba yang dapat digunakan sebagai modal selama perusahaan beroperasi, sedangkan kebutuhan perusahaan tidak dapat ditunda. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menyediakan dana cadangan untuk memenuhi kebutuhan modal selama perusahaan belum menghasilkan (misalnya untuk 6 sampai 12 ke depan)
2) Sumber-sumber permodalan
Untuk dapat memenuhi kebutuhan modal maka ada beberapa sumber permodalan yang dapat dijadikan sebagai alternatif sumber modal, yaitu.
a) Modal sendiri, adalah modal yang biasanya berasal dari pemilik
b) Modal pinjaman adalah yang berasal dari pihak ketiga atau kreditur baik bank atau lembaga keuangan bukan bank.
c) Modal ventura, adalah modal yang diperoleh dari kerjasama dengan pihak lain

No comments:

Post a Comment